Minggu, 28 Oktober 2012

KEHAMILAN di LUAR RAHIM(KEHAMILAN EKTOPIK)

Diposting oleh Unknown di 22.38 0 komentar

Kehamilan di Luar Rahim (Kehamilan Ektopik)




Kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik) terjadi bila sel telur yang telah dibuahi tidak melekat di rahim tetapi di tempat yang berbeda yaitu di saluran telur (tuba falopi), indung telur, leher rahim atau rongga perut. Bila embrio melekat di saluran telur, maka pertumbuhan embrio akan menyebabkan saluran telur membengkak atau pecah.
Satu dari seratus kehamilan adalah ektopik. Peluang kehamilan ektopik lebih tinggi jika saluran telur rusak karena radang perut (misalnya usus buntu atau infeksi klamidia) atau karena operasi rongga perut. IUD (spiral) juga meningkatkan risiko kehamilan ektopik.

Gejala

Jika Anda mengalami kehamilan ektopik, gejala biasanya akan terasa pada sekitar 6 – 10 minggu usia kehamilan. Jika Anda mendapatkan gejala berikut, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter Anda:
  • Sakit di salah satu sisi panggul
  • Perdarahan vagina di luar menstruasi
  • Nyeri di perut bagian bawah
  • Pingsan
  • Mual
Pada tahap lanjut, kehamilan ektopik dapat menimbulkan gejala berikut:
  • Nyeri perut yang intens
  • Hipotensi
  • Denyut nadi cepat
  • Kulit pucat

Diagnosis

Karena beberapa gejala di atas juga dapat terjadi pada kehamilan normal, dokter bisa sulit untuk mendiagnosis. Oleh karena itu, ada sejumlah tes yang dapat dilakukan jika dicurigai ada kehamilan ektopik.
  • Menggunakan ultrasound, dokter mungkin dapat melihat kehamilan ektopik, karena adanya darah di tuba falopi yang rusak atau ada embrio di luar uterus.
  • Laparoskopi melalui sayatan kecil di perut dapat dengan mudah melihat bila ada embrio di luar rahim.
  • Mengukur kadar hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotopin) adalah cara lain untuk mendeteksi kehamilan ektopik. Dalam kehamilan normal, kadar hCG berlipat dua kira-kira setiap dua hari hingga minggu ke-12. Jika hCG diperkirakan tidak meningkat, mungkin ada sesuatu yang salah dalam kehamilan.
Dokter akan selalu mencoba mendiagnosis kehamilan ektopik sedini mungkin. Dengan demikian, kerusakan biasanya masih terbatas dan risiko perdarahan internal dan komplikasi terkait masih rendah.

Pengobatan

Kehamilan ektopik harus selalu dibatalkan dan dokter akan mencoba untuk menahan laju pertumbuhan embrio dengan obat-obatan. Lebih cepat kehamilan ektopik terdeteksi, semakin besar kemungkinan kehamilan dapat dibatalkan tanpa menimbulkan efek jangka panjang.
Bila kehamilan ektopik terdeteksi di tahap awal, seringkali embrio dapat ditangani dengan obat suntik dan diserap oleh tubuh Anda. Dalam terapi ini tuba falopi biasanya masih utuh. Dalam situasi yang lebih serius, misalnya ketika tuba falopi sudah mengembang, maka diperlukan operasi.

Prognosis

Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik, ada kemungkinan sekitar 12% akan terkena lagi di masa mendatang. Karena itu, bila Anda pernah mengalaminya Anda harus memberitahu dokter atau bidan Anda.
Sekitar 60% wanita menjadi subur kembali setelah kehamilan ektopik, 30% tidak ingin hamil karena pengalaman itu dan 10% menjadi infertil (tidak subur).

Minggu, 21 Oktober 2012

persalinan prematur

Diposting oleh Unknown di 20.49 0 komentar

Dengan kemajuan ilmu diabad 20, maka kita makin sadar bahwa bayi-bayi preterm memerlukan perawatan khusus , dibuktikan dengan pengembangan dibidang perawatan intensif neonatal. Prematuritas ini menjadi masalah nasional oleh karena memberikan kontribusi pada kematian bayi yang cukup tinggi , padahal kematian bayi ini menjadi tolok ukur untuk sistem pelayanan kesehatan secara international. Sebagai contoh tahun 1993, USA menempati urutan ke 22 setelah Jepang, Singapura, Jerman dan sebagian besar negara -negara Skandinavia ( Paneth 1995 ). Negara-negara yang mempunyai angka persalinan preterm yang cukup tinggi makin tinggi pula angka kematian bayinya. Tahun 1994 di USA ditemukan 31000 bayi meninggal, dimana 63% meninggal dalam 4 minggu pertama kelahiran ( 0-27 hari ) dan prematuritas memberikan kontribusi paling sedikit 2/3 dari kematian bayi ini.


Definisi

Tahun 1935 Akademi Pediatric Amerika mendefinisikan prematuritas adalah kelahiran hidup bayi dengan berat < 2500 gram ( Cone 1985 ). Kriteria ini dipakai terus secara luas, sampai tampak bahwa ada perbedaan antara usia hamil dan berat lahir yang disebabkan adanya hambatan pertumbuhan janin. WHO 1961 menambahkan bahwa usia hamil sebagai kriteria untuk bayi prematur adalah yang lahir sebelum 37 minggu dengan berat lahir dibawah 2500 gram.

Permasalahan.
Yang menjadi masalah dalam persalinan preterm adalah :
1. Seberapa jauh kemampuan seorang ahli kebidanan dalam mengupayakan agar bayi yang lahir tersebut mempunyai kemampuan hidup yang cukup tinggi diluar rahim dengan jalan :

- Menunda persalinan sehingga mencapai usia hamil yang cukup bulan.
- Pemberian obat-obat untuk memacu kematangan paru janin didalamrahim.
- Merencanakan cara persalinan preterm yang tepat.

2. Seberapa jauh kemampuan seorang neonatologist merawat bayi yang lahir preterm antara lain dengan upaya-upaya :
- Perawatan intensif untuk bayi prematur yang baru lahir ( NICU ).
- Pemberian obat-obat yang mampu menanggulangi komplikasi kegagalan napas pada bayi ( RDS ), misalnya pemberian surfaktan intratracheal pada neonatus preterm.

3. Seberapa besar dana yang diperlukan untuk merawat bayi-bayi yang lahir preterm, dengan perencanaan perawatan intensif neonatus.

4. Seberapa jauh kemampuan kita untuk menanggulangi masalah-masalah yang berkaitan dengan kualitas hidup bayi - bayi yang berhasil diselamatkan baik akibat dari kondisi yang berkaitan dengan prematuritas maupun akibat dari perawatan yang dilakukan dirumah sakit.

Dampak jangka pendek.
Komplikasi jangka pendek pada bayi yang lahir preterm selalu dikaitkan dengan pematangan paru janin yang belum sempurna, antara lain Respiratory Distress Syndrome (RDS), Intra Ventricular Haemorrhage (IVH) dan Necrotizing Enterocolitis (NEC).

Dampak jangka panjang.
Allen dkk ( 1993 ), mengemukakann bahwa bayi-bayi yang lahir pada usia hamil 23-24 minggu yang berhasil diselamatkan menunjukkan komplikasi kelainan otak yang cukup berarti ( 79 % atau lebih ). Hack dkk ( 1994 ) melakukan pengamatan terhadap 60 anak yang lahir dengan berat 750 gr. sampai dengan usia sekolah ternyata mempunyai masalah dalam hal ketrampilan. 45 % dari bayi - bayi preterm yang hidup memerlukan sarana penddikan khusus , dimana 21 % mempunyai IQ < 70 dan banyak yang mengalami hambatan pertumbuhan dan daya penglihatan yang dibawah normal.
Sedangkan bayi-bayi preterm yang lahir lebih tua ( 32-34 minggu ) dan mempunyai berat lahir yang lebih besar masih juga mempunyai risiko jangka pendek yang berupa RDS ,bahkan komplikasi jangka pendek ini masih bisa terjadi pada 6% bayi yang lahir dengan usia hamil 35-38 minggu.

Penyebab dari persalinan preterm.
Beberapa faktor yang berkaitan dengan kejadian persalinan preterm antara lain :
1. Komplikasi medis maupun obstetrik .
Kurang lebih 1/3 dari kejadian persalinan preterm disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan komplikasi medis ataupun obstetrik tertentu misalnya pada kasus-kasus perdarahan antepartum ataupun hipertensi dalam kehamilan yang sebagian besar memerlukan tindakan terminasi saat kehamilan preterm .

2. Faktor gaya hidup.
Kebiasaan merokok ( DiFronza & Lew 1995 ), kenaikan berat badan ibu selama hamil yang kurang ( Hickey 1995 ) serta penyalahgunaan obat ( kokain ) dan alkohol merupakan faktor yang berkaitan dengan gaya hidup seseorang yang bisa dihubungkan dengan persalinan preterm.

3. Infeksi dalam air ketuban ( Amniotic Fluid Infection ).
Infeksi pada jaringan korioamniotik ( korioamnionitis ), yang disebabkan berbagai jenis mikroorganisme pada alat reproduksi wanita dikaitkan dengan kejadian persalinan preterm pertamakali dikemukakan oleh Knox & Haernes ( 1950 ). Bobbit & Ledger (1977) memperkenalkan infeksi subklinik dari cairan ketuban sebagai penyebab persalinan

4. Ketuban pecah prematur pada kehamilan preterm ( KPP preterm ).
Suatu reaksi inflamasi yang ditemukan pada tempat pecahnya selaput amnion pada KPP preterm telah diketahui sejak 1950 dan ini memberikan gambaran yang lebih nyata tentang infeksi.

Gejala klinis dari persalinan preterm.
Tanda-tanda klinis dari persalinan preterm adalah didahului dengan adanya kontraksi
uterus dan rasa menekan pada panggul ( menstrual like cramp , low back pain ) kemudian diikuti dengan keluarnya cairan vagina yang mengandung darah ( Iams dkk 1990 ; Kragt & Keirse 1990 ) diikuti penipisan atau pemendekan servik. Selanjutnya Iams dkk. ( 1994 ), mengemukakan bahwa gejala klinis tersebut merupakan tanda-tanda terakhir dari proses persalinan preterm oleh karena hal tersebut terjadi pada 24 jam sebelum terjadinya persalinan.

Pengelolaan persalinan preterm.
Oleh karena usia hamil dan berat lahir merupakan faktor penentu dari fetal survival maka Yang menjadi tujuan utama pengelolaan persalinan adalah :
1. Meningkatkan usia hamil
2. Meningkatkan berat lahir
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas perinatal

Pada dasarnya apabila tidak ada bahaya untuk ibu dan/atau janin maka pengelolaan persalinan preterm yang membakat adalah konservatif, yakni :
1. Menunda persalinan dengan tirah baring dan pemberian obat-obat tokolitik misalnya Terbutalin ataupun Nifedipine oral
2. Memberikan obat-obat untuk memacu pematangan paru janin yaitu dengan Betamethason 12-16 mg (3- 4 amp) / im / hari diberikan selama 2 hari (Liggin & Howie 1972) atau Dexamethason 6 mg /im, diberikan 4 dosis tiap 6 jam sekali
3. Memberikan obat-obat antibiotika untuk mencegah risiko terjadinya infeksi perinatalAmpisilin Sulbactam parenteral 2 X 1,5 gr. selama 2 hari , kemudian dilanjutkan oral 3 X 375 mg./hari selama 5 hari. Obat antibiotik yang lain sebaiknya dipilih obat-obat Gol. B ( Klasifikasi FDA untuk obat-obat untuk ibu hamil) terutama dianjurkan derivat penisilin / ampisilin mengingat efek teratogenik terhadap janin.
4. Merencanakan cara persalinan prterm yang aman dan dengan trauma yang minimal.
5. Mempersiapkan perawatan neonatal dini yang intensif untuk bayi-bayi prematur.

persalinan prematur

Diposting oleh Unknown di 20.35 0 komentar

Persalinan Prematur



Advertisement
Persalinan prematur adalah persalinan sebelum kehamilan memasuki pekan ke-37 atau ke-38. Persalinan prematur meningkatkan kemungkinan komplikasi medis bagi bayi, terutama masalah pernafasan, oleh karena itu diperlukan adanya pernafasan buatan atau perawatan intensif. Dengan demikian, maka penting bagi para ibu hamil untuk waspada terhadap tanda-tanda persalinan prematur sehingga bisa sesegera mungkin untuk segera ditangani oleh medis.

Ada beberapa persalinan prematur yang tidak diketahui penyebabnya pada beberapa kasus kehamilan. Namun ada beberapa hal yang membuat persalinan prematur mungkin terjadi, termasuk persalinan prematur sebelumnya, sakit kronis yang diderita ibu hamil, komplikasi kehamilan tertentu, dan kehidupan ibu hamil yang penuh dengan tekanan jiwa.

Selain mengetahui faktor penyebab persalinan prematur, yang lebih penting bagi ibu hamil adalah waspada terhadap tanda-tanda persalinan prematur, yaitu:
  • Kram seperti ketika datang bulan atau rasa sakit pada punggung.
  • Kram perut, dengan atau tanpa diare.
  • Kontraksi rahim yang teratur dengan jarak waktu sepuluh menit atau kurang dan kontraksi ini tidak harus terasa sakit.
  • Rasa tertekan pada perut bagian bawah, terasa berat atau seperti bayi yang mendorong ke bawah.
  • keluar air atau cairan lainnya dari alat kelamin.
Kalau anda memiliki tanda-tanda persalinan prematur, kami anjurkan anda berbaring miring selama satu jam. Selagi beristirahat, minumlah dua atau tiga gelas air atau sari buah. Kerap kali dengan beristirahat dan minum cairan, gejala-gejala persalinan prematur dapat mereda. Namun jika dalam satu jam tanda-tanda tersebut tidak berkurang, sebaiknya anda segera ke Rumah Sakit.

Jikalau anda mengalami persalinan prematur, maka anda perlu pergi ke rumah sakit di bawah perawatan dokter. Dokter akan meminta untuk berbaring miring di tempat tidur. Kontraksi akan diamati dan dicatat. Dokter biasanya akan membicarakan dengan anda keuntungan dan resiko menghentikan upaya persalinan serta kemungkinan komplikasi bagi bayi. Kemudian dokter akan memutuskan menggunakan pengobatan untuk berusaha menghentikan upaya persalinan. Sayangnya, obat untuk menghentikan upaya persalinan prematur tidak selalu berhasil. Kalau upaya persalinan tidak berhenti, atau jika dokter memutuskan lebih baik tidak menghentikannya, kemudian upaya persalinan akan dimonitor dengan alat elektronik dan anda akan melahirkan dalam ruangan yang diberi perlengkapan untuk stabilisasi bayi yang baru lahir. Mungkin seorang dokter anak akan disiagakan untuk merawat si bayi.

4 posisi melahirkan normal

Diposting oleh Unknown di 20.23 0 komentar

Ada empat posisi melahirkan, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri:

1. Posisi berbaring atau litotomi.
Ibu berbaring telentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin. Kelebihan posisi ini, dokter bisa lebih leluasa membantu proses persalinan karena jalan lahir pun menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinan pun diprediksi secara lebih akurat. Kelemahannya, posisi berbaring membuat ibu sulit mengejan.
2. Posisi miring atau lateral.
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Kelebihannya, peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Kelemahannya, posisi miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letak kepala bayi susah dimonitor dan dipegang, maupun diarahkan.

3. Posisi jongkok.
Ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna untuk menahan kepala dan tubuh bayi. Kelebihan, merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan. Kekurangannya, berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi.

4. Posisi setengah duduk.
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman. Kelebihannya, sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun dapat berlangsung secara maksimal. Kelemahannya, posisi ini dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama.

 

kebidanan Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting